Sebuah artikel yang dipublikasikan di majalah Science, ilmuwan
mengungkapkan adanya peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfir
yang mendorong perubahan luar biasa dan tidak bisa diubah kembali pada
fungsi-fungsi lautan.
Artikel yang ditulis berdasar studi yang dilakukan oleh dua ilmuwan kelautan yang cukup dikenal di dunia, Professor Ove Hoegh-Guldberg dari University of Queensland di Australia dan Dr John F. Bruno, Associate Professor di University of North Carolina, Amerika Serikat, menyebutkan bahwa ada implikasi luar biasa bagi umat manusia akibat dari semakin banyaknya ''asap rokok'' yang harus dihisap bumi.
Professor Ove Hoegh-Guldberg menggambarkan bahwa lautan yang menghasilkan setengah dari oksigen yang ada di bumi dan menyerap 30% CO2 yang dihasilkan manusia, sama dengan fungsi jantung dan paru-paru dalam tubuh manusia.
''Cukup sederhana, bumi tidak akan bisa hidup tanpa lautan,'' ujarnya. ''Studi ini menunjukkan tanda-tanda mengkhawatirkan dari sebuah penyakit. Tampaknya bumi telah merokok dua pak dalam sehari!''.
Kali ini manusia sedang memasuki masa dimana setiap lautan tempat manusia menggantungkan hidupnya sedang mengalami perubahan besar dan pada beberapa kasus, laut telah mulai mengalami kegagalan fungsinya.
Studi yang dilakukan mengidentifikasi adanya perubahan mendasar dan komprehensif dari ekosistem laut, termasuk juga peningkatan temperatur dan keasaman serta sirkulasi arus laut dan meluasnya zona mati di kedalaman laut.
Studi tersebut juga menunjukkan bahwa karang ataupun koral tidak mewakili keseluruhan gambar ekosistem laut yang terkena dampaknya. Permasalahan sebenarnya jauh lebih besar dari hanya sekedar karang. Hal tersebut ditegaskan oleh ahli karang terkemuka dari Institute of Marine Sciences, Australia, John Veron. Sebelumnya karang selalu menjadi obyek penelitian ilmuwan untuk mengetahui dampak perubahan iklim pada ekosistem laut, sehingga memberikan kesan bahwa dampak tersebut hanya masalah karang, bukan pada ekosistem keseluruhan.
Kedua ilmuwan tersebut juga menggarisbawahi bahwa para pemimpin dunia sebaiknya segera mengambil tindakan pencegahan untuk membatasi meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca yang tentunya juga mengurangi resiko terjadinya kegagalan fungsi laut lebih jauh. Mereka juga menegaskan bahwa pengabaian hal tersebut bukanlah sebuah opsi.
Artikel yang ditulis berdasar studi yang dilakukan oleh dua ilmuwan kelautan yang cukup dikenal di dunia, Professor Ove Hoegh-Guldberg dari University of Queensland di Australia dan Dr John F. Bruno, Associate Professor di University of North Carolina, Amerika Serikat, menyebutkan bahwa ada implikasi luar biasa bagi umat manusia akibat dari semakin banyaknya ''asap rokok'' yang harus dihisap bumi.
Professor Ove Hoegh-Guldberg menggambarkan bahwa lautan yang menghasilkan setengah dari oksigen yang ada di bumi dan menyerap 30% CO2 yang dihasilkan manusia, sama dengan fungsi jantung dan paru-paru dalam tubuh manusia.
''Cukup sederhana, bumi tidak akan bisa hidup tanpa lautan,'' ujarnya. ''Studi ini menunjukkan tanda-tanda mengkhawatirkan dari sebuah penyakit. Tampaknya bumi telah merokok dua pak dalam sehari!''.
Kali ini manusia sedang memasuki masa dimana setiap lautan tempat manusia menggantungkan hidupnya sedang mengalami perubahan besar dan pada beberapa kasus, laut telah mulai mengalami kegagalan fungsinya.
Studi yang dilakukan mengidentifikasi adanya perubahan mendasar dan komprehensif dari ekosistem laut, termasuk juga peningkatan temperatur dan keasaman serta sirkulasi arus laut dan meluasnya zona mati di kedalaman laut.
Studi tersebut juga menunjukkan bahwa karang ataupun koral tidak mewakili keseluruhan gambar ekosistem laut yang terkena dampaknya. Permasalahan sebenarnya jauh lebih besar dari hanya sekedar karang. Hal tersebut ditegaskan oleh ahli karang terkemuka dari Institute of Marine Sciences, Australia, John Veron. Sebelumnya karang selalu menjadi obyek penelitian ilmuwan untuk mengetahui dampak perubahan iklim pada ekosistem laut, sehingga memberikan kesan bahwa dampak tersebut hanya masalah karang, bukan pada ekosistem keseluruhan.
Kedua ilmuwan tersebut juga menggarisbawahi bahwa para pemimpin dunia sebaiknya segera mengambil tindakan pencegahan untuk membatasi meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca yang tentunya juga mengurangi resiko terjadinya kegagalan fungsi laut lebih jauh. Mereka juga menegaskan bahwa pengabaian hal tersebut bukanlah sebuah opsi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar